Pages

Sabtu, 20 November 2010

Faktor Lahirnya Muhammadiyah

Muhammadiyah merupakan sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama tersebut diambil dari nama Rasul sendiri yaitu Nabi Muhammad SAW, sehingga dalam arti lain Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW. Dengan nama tersebut dimaksudkan untuk menjelaskan bahwa pendukung organisasi Muhammadiyah merupakan umat dari Muhammad, dan asasnya adalah ajaran Nabi Muhammad saw, yaitu Islam. Dengan tujuan memahami dan melaksanakan agama Islam sebagaimana yang telah diajarkan serta dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw.

Gerakan Muhammadiyah sendiri lahir dengan maksud untuk membangun tata sosial dan pendidikan masyarakat yang lebih maju dan terdidik, menampilkan ajaran Islam bukan sekadar agama yang bersifat pribadi dan statis, tetapi dinamis dan berkedudukan sebagai sistem kehidupan manusia dalam segala aspeknya.
Dalam pembentukannya, Muhammadiyah banyak merefleksikan perintah-perintah Al Quran, diantaranya surat Ali Imran ayat 104: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”. Menurut beberapa tokoh Muhammadiyah, ayat tersebut merefleksikan agar di dalam sebuah kaum terdapat segolongan umat yang mengajak umat yang lainnya kepada jalan yang benar, dan salah satu caranya adalah dengan dibentuk sebuah organisasi yang mampu menopang dan mewadahi jalan dakwah yang mereka kerjakan.
Adapun faktor-faktor awal yang mendorong terlahirnya Muhammadiyah sebagai gerakan organisasi, antara lain:
  1. Banyaknya umat Islam yang tidak memegang teguh tuntunan Al-Quran dan Sunnah Nabi, sehingga menyebabkan merajalelanya syirik, bid’ah, dan khurafat, yang mengakibatkan umat Islam tidak merupakan golongan yang terhormat dalam masyarakat, demikian pula agama Islam tidak memancarkan sinar kemurniannya lagi.
  2. Ketiadaan persatuan dan kesatuan di antara umat Islam, akibat dari tidak tegaknya ukhuwah Islamiyah serta ketiadaan suatu organisasi yang kuat, pada masa berdirinya.
  3. Kegagalan dari sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam memproduk kader-kader Islam, karena tidak lagi dapat memenuhi tuntutan zaman.
  4. Umat Islam kebanyakan hidup dalam alam fanatisme yang sempit, bertaklid buta serta berpikir secara dogmatis, berada dalam konservatisme, formalisme, dan tradisionalisme.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar, tetapi dengan menjaga kesopanan