Pages

Jumat, 03 Desember 2010

Ternyata Jatuh Cinta itu Proses Kimia dalam Tubuh

gbr. cupid
Jatuh cinta adalah sebuah hal yang paling indah bagi setiap manusia di dunia. Entah siapa yang awalnya mencetuskan kata jatuh cinta, tapi jika kita cermati seksama ada hal-hal lucu yang terdapat didalamnya. Kata jatuh cinta sepertinya mempunyai frasa yang sedikit mirip dengan kata jatuh cinta, bahkan untuk penggambaran sebuah cinta yang sangat besar digunakanlah kata ‘mabuk’ (mabuk asmara) bahkan ‘demam’ (demam asmara).
Kata-kata tersebut sepertinya terjadi secara tidak sengaja, tapi taukah anda kalau ternyata orang yang sedang terkena virus cinta gejala-gejalanya seperti layaknya orang sakit, demam, mabuk, atau bahkan gila. Anda yang pernah merasakan cinta tentu tak akan menampiknya. Cinta bisa bikin kita panas-dingin ‘menderita’, namun juga menawarkan sebuah keindahan yang membuat kita melayang di awan. Membuat kita ‘sakit’, namun juga menyebabkan nikmat ketagihan.

Bahkan bukan hanya sejauh pada pengalaman kita semata. Ada sebuah penelitian dari seorang Profesor Arthur Aron dari State University of New York yang menyatakan bahwa orang jatuh cinta mengalami sebuah proses kimiawi yang sama seperti orang kecanduan. Cinta ternyata melibatkan hormon-hormon dalam tubuh.
Sebuah eksperimen yang dilakukan oleh profesor tersebut untuk membuktikan keterpikatan satu sama lain, ia meminta banyak orang berlawanan jenis tanpa saling mengenal untuk bertemu selama 90 menit dan membicarakan hal-hal yang intim tentang diri mereka. Kemudian ia meminta kepada mereka untuk saling menatap mata selama 4 menit tanpa berbicara. Hasilnya? Banyak para peserta merasakan keterpikatan yang mendalam terhadap mitranya tersebut, dan yang lebih mengejutkan dua orang di antaranya bahkan menikah enam bulan kemudian.
Nah, apa yang sebenarnya terjadi ketika jatuh cinta? Jatuh cinta memicu reaksi-reaksi kimia dalam diri kita; jantung berdegup lebih kencang, pipi memerah, telapak tangan berkeringat sehingga membuat kita salah tingkah. Menurut peneliti tersebut, gejala itu muncul karena tubuh melepaskan bahan-bahan kimia yang menyulut perasaan cinta, seperti dopamine dan norepinephrine. Dopamine itu bahan kimia pemicu rasa senang, membuat kita bahagia melayang-layang. Norepinephrine mirip dengan adrenalin, berfungsi memacu jantung dan memantik gairah. Dari paduan dua bahan kimia itu membangkitkan kegembiraan, energi yang kuat, dan perhatian yang terfokus, namun juga membuat orang gelisah susah tidur, kehilangan selera makan, dan ketagihan.
Menurut alat yang bernama Functional Magnetic Resonance Imaging (FMRI) ditemukan hal yang unik, bahwa saat orang sedang tergila-gila dengan pasangannya terdapat dorongan biologis yang kuat untuk memusatkan perhatian pada satu orang pasangannya tersebut. Aliran darah jadi meningkat di bagian otak yang penuh dengan ujung saraf penerima dopamine, menimbulkan perasaan senang yang besar, serupa dengan yang dialami orang-orang kecanduan. Bila intensitasnya tinggi, hal itu mengakibatkan pemusatan perhatian, ingatan pendek, hiperaktivitas, susah tidur, dan perilaku yang berorientasi pada tujuan. Begitulah, orang yang sedang asik pacaran cenderung hanya memperhatikan urusan hubungan dengan pasangannya saja. Ibaratnya; dunia hanya milik mereka berdua, semua orang yang lain pada kontrak.
Sumber: kompasiana.com
gambar: istockphoto.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar, tetapi dengan menjaga kesopanan